Jumat, 07 Mei 2010

EKSPOR IMAN

Pemuda-pemudi jepang itu aneh melihat umat islam sholat lima kali sehari di sela program yang begitu padat dan melelahkan di jepang.Ada sedikit cerita,dimana beberapa orang muslim bekerja di jepang bersama pemuda-pemudi jepang,Salah seorang diantara mereka bertanya,”buat apa kamu sholat? Kami tak ada waktu lagi melakukan hal-hal seperti itu.Kami sangat sibuk.”

Satu dari beberapa orang muslim itu dengan nada yang tinggi mencoba menjelaskan beberapa faedah sholat,tapi agaknya mereka merasa aneh dan ganjil dengan jawaban tersebut.Tiba-tiba seorang teman yang muslim yang lain menjawab sekenanya,”saya muslim dan saya sholat.Saya melakukan itu karena saya merasa bahagia dengannya.Sholat menjadikan saya tentram,sholat membvuat saya mengerti hakekat arah perjalanan kehidupan.Intinya dengan sholat hati saya menjadi tenang.”

Mendengar jawaban itu pemuda-pemudi jepang tercenggang dan merasa begitu terpukul.Mereka spontan berkata,”kamu bahagia?”

Bahagia ternyata barang langka untuk pemuda-pemudi jepang.Menurut penelitian salah seorang professor dari Waseda University lebih dari 70% orang jepang merasa tidak bahagia dengan hidupnya,meskipun secara materi mereka cukup.Dan memeng kalau kita lihat wajah-wajah manusia jepang di tokyo,betapa nyata hal itu ditunjukkan.Kening yang mengkerut,kepala yang menunduk,tatapan mata yang kosong,adalah gambaran umum orang jepang yang hampa dan kehilangan makna dari kemakmuran yang sudah diperolehnya.

Kemudian berjalanlah malam hari,sekitar pukul 22:00 atau lebih,akan kita saksikan orang-orang jepang mabuk massal meneguk sake dan menghabiskan waktu bermain Pachinko.Berjalanlah lebih malam lagi adalah pemandangan yang bisa terlihat di”Subway” orang tergeletak di tangga menanggis dan membenturkan kepalanya,karena gagal dalam bekerja atau entah kenapa.

Bahagia memang bukan perkara materi.Bahagia adalah perasaanyang timbul karena terpenuhinya kebutuhan jiwa raga.Jiwa haus akan cahaya kebenaran dan raga membutuhkan sandang,papan,pangan,dan lain-lain.Akan halnya masyarakat jepang yang mereka perlukan adalah makanan rohani,makanan jiwa dan agama.

Untuk bahagia jepang sangat rasional,islamlah sebenarnya jalan yang palingpas.Sebab,islam menawarkan apa yang diperlukan manusia dengan lengkap dan smpurna.Tapi masalahnya bagaimana mereka akan tertarik dengan islam,kalau gambaran mereka tentang islam identik dengan bahasa arab yang selalu dilanda perang saudara? Salah seorang dari organisasi jepang islamic,menyatakan dengan sedih tentang kesulitan berdakwah untuk bangsanya sehubung dengan masalah ini.Sementara itu para pendakwah di jepang sebagian dari bangsa arab.

Karenanya tiba-tiba saya berfikir,andaikata kita muslim indonesia,makmur dan alim,mampu mengekspor ulama yang secara badani dan kulit tak jauh dengan mereka ke negeri sakura itu,bukan sebagai pembatu rumah tangga,Insyaallah akan banyak mengubah pandangan masyarakat jepang terhadap islam.Paling tidak mereka akan paham bahwa islam tidaklah identik dengan arab.Indonesia,Malayia,Brunei juga islam dan inilah mayoritas terbesar ummat islam di planet bumi.Bangsa Melayu yang islam dan damai.Cuma masalahnya kapan kita makmur,sehingga bisa mengekspor da’i dan sedekah iman untuk yang yatim iman ini? ( sahid ’91-yukimura)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Design By:
SkinCorner